Mataram NTB - Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya terkait kematian ibu dan bayi, kasus stunting, dan peningkatan pelayanan Posyandu Keluarga, Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi menyatakan, secara kuantitas jumlah perawat yang mencapai kurang lebih 15.000 dan bidan kurang lebih 7000 di Provinsi sudah mencukupi. Namun, yang masih menjadi PR bersama adalah pemerataan serta kualifikasinya yang masih terus harus ditingkatkan.
“"Jika digabungkan menjadi 22 ribu, sudah sangat cukup untuk melayani NTB. Yang terpenting adalah bagaimana pemerataan dan kualifikasinya itu. Ini jadi PR bersama, " jelas Wagub pada diskusi bersama para stakeholder terkait di Aula Pendopo Wagub, Kamis (2/6/2022).
Ummi Rohmi sapaan akrab Wagub NTB berharap berikutnya ada pertemuan-pertemuan serupa yang mebahas secara tekhnis apa saya yang akan dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya terkait kematian ibu dan bayi, kasus stunting, dan peningkatan pelayanan Posyandu Keluarga di NTB.
Baca juga:
dr. Jack Menghadiri Rakor Tim Prokes MotoGP
|
"Setelah ini saya sangat berharap ada meeting meeting lanjutan dari segi tekhnis untuk betul betul bisa kita berdayakan semua potensi yang ada, " tambah Ummi Rohmi.
Salah satunya lanjut Wagub, bekerjasama dengan berbagai Perguruan Tinggi Negeri yang ada di NTB. Pemprov NTB bisa bekerjasama dengan setiap Fakultas Kesehatan yang ada dan menjalin hubungan simbisosis mutualisme bersama para mahasiswa kesehatan yang ada.
Dalam diskusi tersebut turut dihadiri oleh perwakilan IDI, IBI, PPNI, PERSAGI, PPKMI, IAKMI, ATML, POGI, IDAI dan Ikatan Psikolog Klinis Indonesia dan didampingi oleh Kadis Kesehatan Provinsi NTB.(Adb)